A. Investasi
Investasi adalah modal yang
harus disediakan untuk keperluan pembelian sarana dan prasarana yang dibutuhkan
dalam suatu usaha. Pada usaha industri pakan, umumnya investasi
yang lengkap meliputi biaya-biaya untuk:
1.
Tanah
2.
Bangunan (kantor, perumahan, gudang,
laboratorium, silo, mixing and processing serta sarana dan prasarana lainnya)
3.
Peralatan yang menunjang usaha (mesin-mesin
utama, mesin-mesin Bantu);
4.
Training tenaga kerja;
5.
Mengurus perijinan dan perencanaan;
6.
Transportasi (ongkos angkut, pengadaan
kendaraan);
7.
Pengadaan alat-alat dan perabot kantor;
8.
Biaya percobaan produksi (jika
diselenggarakan);
9.
Instalasi listrik dan pengadaan air;
10. Biaya-biaya lain selama periode investasi;
B.
Modal Kerja (Biaya Operasional)
Modal kerja (biaya operasional) adalah biaya yang dikeluarkan
pada saat dan selama usaha sudah mulai berproduksi/beroperasi. Modal kerja
(biaya operasional) dapat dibedakan sebagai biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cost).
C. Biaya Tetap
(Fixed cost)
Biaya tetap adalah biaya yang tetap
sama, terlepas dari volume yang dihasilkan. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah sebagai berikut.
1.
Biaya penyusutan (tanah, bangunan, peralatan,
dll)
2.
Gaji tenaga kerja
3.
Pemeliharaan mesin-mesin;
4.
Analisa laboratorium;
5.
Biaya pengembalian pinjaman
6.
Biaya sewa
7.
Pajak.
D.
Biaya Tidak Tetap (Variable cost)
Biaya tidak tetap adalah biaya yang
besarannya berubah sesuai dengan perubahan volume produksi. Yang termasuk
kelompok ini adalah :
1. Pengadaan bahan baku pakan;
2. Pembelian bahan-bahan additive;
3. Biaya transportasi untuk distribusi
4. Biaya promosi.
5. Upah karyawan
6. Biaya listrik
7. Biaya kemasan
E.
Biaya Total (total cost)
Biaya
total adalah jumlah biaya tetap ditambah jumlah biaya tidak tetap (TC = FC +
VC)
F.
Biaya Penyusutan (Depresiasi)
Biaya penyusutan adalah biaya yang
dialokasikan sebagai nilai harga suatu aktiva tetap selama kegunaannya. Jadi
pengeluaran modal ini tidak dibebankan pada satu periode pada saat pembelian / pembuatan
aktiva tetap tersebut, tetapi biaya ini akan dibagi pada periode-periode selama
usia aktiva. Metode penghitungan biaya penyusutan adalah sebagai berikut :
1. Metode garis lurus
Pada metode
garis lurus, beban penyusutan suatu aktiva bernilai sama di setiap periode
hingga akhir umur ekonomisnya.
2. Metode Saldo Menurun Ganda
Dalam
metode saldo menurun ganda, ada anggapan bahwa masa awal penggunaan suatu
aktiva tetap adalah masa yang paling maksimal. Beberapa tahun selanjutnya,
kinerja dan manfaat aktiva tetap akan terus menurun. Karenanya, penyusutannya
pun semakin menurun pula. Agar lebih mudah, umur ekonomis dihitung dengan
persentase.
% umur ekonomis = 100%/umur ekonomis
Tahun Pertama
Penyusutan = (%
umur ekonomis x 2) x nilai perolehan
Tahun Kedua
Nilai buku menurun karena dikurangi dengan
penyusutan tahun sebelumnya.
Penyusutan = (% umur ekonomis x 2) x (nilai perolehan – nilai penyusutan tahun
pertama)
Tahun Ketiga
Penyusutan = (% umur ekonomis x 2) x (nilai perolehan – nilai penyusutan tahun
pertama – nilai penyusutan tahun kedua)
3. Metode Hasil Produksi
Metode ini
menetapkan penyusutan dengan melihat jumlah hasil produksi sebuah aktiva tetap.
Jika pada metode garis lurus menekankan aspek waktu, maka pada metode hasil
produksi lebih ditekankan faktor kegunaan.Karena itu, satuan umur ekonomisnya
bukanlah tahun, melainkan satuan unit produksi.
Langkah
Pertama
Menghitung tarif penyusutan dengan rumus :
Tarif Penyusutan = (harga perolehan - Nilai sisa) / taksiran jumlah produksi
Langkah
Kedua
Menghitung penyusutan dengan rumus :
Penyusutan = Jumlah produksi 1 tahun x tarif penyusutan
G.
Analisis Kelayakan Investasi
1. Return On Investment ( ROI )
ROI adalah perbandingan antara keuntungan bersih yang diterima dengan investasi yang dikeluarkan atau berapa tingkat keuntungan apabila dibandingkan dengan investasinya.
Return On Investment ini dinyatakan dalam prosentase.
3. Payback Period ( PBP )
4. Net Present Value ( NPV )
5. Internal rate of return ( IRR )
0 komentar:
Posting Komentar